Empat Nama DPR RI Bengkulu yang Diprediksi ke Senayan
Empat Nama DPR RI Bengkulu yang Diprediksi ke Senayan
Sumber by:http://pedomanbengkulu.com | 16 Apr 2019

Besok, Rabu, 17 April 2019 ratusan ribu warga Bengkulu akan memilih. Diantara yang dipilih adalah empat orang representasi warga Bengkulu yang akan memperjuangkan anggaran, aturan dan pengawasan atas roda pemerintahan pusat di DPR RI.
Melalui kalkulasi antara jumlah warga dan total kursi DPR RI yang bertambah 15, dari 560 kursi menjadi 575 kursi, Bengkulu tetap akan mengirimkan empat perwakilannya ke Senayan.
Secara pengamatan kualitatif, peta suara para Caleg DPR RI bergerak dinamis, khususnya pada detik-detik terakhir jelang pemilihan besok.
Ada empat nama yang memiliki kans besar untuk mengemban amanah ke Senayan. Mereka berasal dari PAN, Gerindra, PDIP dan NasDem. Empat partai ini seakan mengulang memori 2014 namun dengan peringkat yang bergeser.
Meski observasi ini tak bisa digeneralisir, namun kekuatan partai petahana kaitannya dengan dua pasangan Pilpres 2014 yang kembali berkontestasi saat ini tak banyak merubah peta politik DPR RI daerah pemilihan Bengkulu pada Pemilu 2019.
Mereka di PAN adalah Ahmad Dasan yang memiliki jaringan organisasi Islam kultural dengan populasi terbesar di Bengkulu, Muhammadiyah. PAN diperkuat dengan calon petahana yang populer dan dua tokoh lainnya yang memiliki basis jaringan yang setia dalam setiap momen politik.
Selanjutnya dari Partai Gerindra ada Susi Marleny Bachsin, kandidat petahana. Suara Susi juga berdiri di atas kandidat lain yang memiliki basis massa yang luas dan jaringan birokrasi lama di Bengkulu.
Di PDIP ada nama Muspani, tokoh petani. Namun Muspani dibayang-bayangi calon petahana. Secara umum di Bengkulu, PDIP diuntungkan dengan ‘efek ekor jas’ Jokowi.
Di Partai NasDem, nama Leni Haryati John Latief bersinar dari berbagai jajak pendapat. Partai NasDem memiliki empat calon dengan basis kuat yang merata di seluruh Provinsi Bengkulu.
Mohammad Saleh dari Partai Golkar dan Eko Sandjojo dari PKB merupakan dua kuda hitam yang berpotensi merubah konstelasi. Termasuk calon-calon dari PKS, PPP dan PSI.
Kesimpulan tersebut belum merepresentasikan ‘swing voters‘ atau suara mengambang yang jumlanya dalam setiap lima tahun sejak Pemilu 1999 hingga 2014 kian membesar.
Telaah diambil melalui rumusan basis jaringan ekonomi, sosial atau politik yang dimiliki oleh tiap-tiap partai dan kandidat yang ada di dalamnya. Wallahu a’lam bishawab.